JAKARTA, iNews.id — Pemerintah mewaspadai puncak gelombang Omicron terjadi pada bulan Februari 2022. Sejumlah langkah antisipasi telah disiapkan, seperti menyiapkan tempat tidur tambahan, obat-obatan dan generator oksigen.
"Pemerintah sudah mempersiapkan RS. Kita memiliki 80 ribu tempat tidur yang siap sekarang. Yang sudah terisi tiga ribu. Jadi kita masih punya room yang cukup banyak dan kita masih bisa meningkatkan jumlah kamar RS ke angka 190.000 ," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melalui konferensi video yang dilihat Rabu (12/1/2022).
Budi menerangkan saat ini sebanyak tiga ribu tempat tidur sudah terisi oleh pasien corona. Pemerintah juga tak luput menyiapkan obat-obatan seperti Molnupiravir dan lain sebagainya. "Kita juga sudah memastikan prokes yang baru untuk perawatan di RS belajar dari pengalaman yang sudah kita jalani," tuturnya. Tak lupa, kata dia, pemerintah menyiapkan alat pendukung utama lainnya yakni oksigen generator. "16 ribu lebih oksigen generator sudah kita distribusikan ke seluruh RS di seluruh Indonesia," papar Budi.
Di konferensi yang sama, Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memperkirakan puncak kasus Omicron di Indonesia akan terjadi pada awal Februari 2022. Menurut dia proses infeksi Omicron lebih cepat dari Delta. "Dari hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, puncak varian Omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari varian Delta. Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari," ungkapnya. Luhut memprediksi sebagian besar kasus Omicron yang terjadi di Indonesia akan bergejala ringan.
Karena itulah strategi penanganannya berbeda dengan varian Delta. Kasus positif varian Omicron di Indonesia melonjak jadi 802. Sebagian besar masih disumbangkan oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Dari 537 kasus di Jakarta, 435 di antaranya berasal dari PPLN.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan vaksinasi booster dan skrining ketat PPLN adalah kunci untuk menahan laju penularan Omicron. Khusus untuk karantina, Jokowi ingin hal itu dilakukan secara ketat. Jangan sampai ada importasi kasus yang lolos ke masyarakat.iNews Blitar
Editor : Edi Purwanto