BLITAR, iNewsBlitat.id - Selama tiga hari, 25 27 Oktober 2022, sebanyak 20 warga Kelurahan Blitar Kecamatan Sukorejo Kota Blitar mengikuti Pelatihan Pembuatan Souvenir. Untuk peserta ibu ibu membuat souvenir berbentuk makanan tradisional, seperti kue cucur dan lain lain. Sedangkan untuk peserta laki laki membuat souvenir berbentuk Barongan Kucingan khas Kota Blitar. Hasilnya, produk souvenir yang dibuat memuaskan, terutama Barongan Kucingan.
Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Blitar, menindaklanjuti usulan masyarakat dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kelurahan Blitar tahun lalu. Pelatihnya menghadirkan dari warga sekitar sendiri yang memiliki kemampuan membuat souvenir serupa. Yaitu pengrajin patung piala dan souvenir dari Kelurahan Turi Kecamatan Sukorejo, Rakeshi Untung Edy Lucky dan pengrajin dumpal etnik dari Kelurahan Blitar sendiri, Nikko Prawira Putra.
Bentuk Barongan Kucingan
Dalam sambutannya saat membuka pelatihan, Kadisbudpar Kota Blitar Edy Wasono menyampaikan bahwa pelatihan pembuatan souvenir ini sebagai upaya mendukung pengembangan Kelurahan Blitar sebagai kampung budaya.
Banyak tradisi kebudayaan di Kelurahan Blitar yang bisa kita kembangkan. Salah satunya adalah kesenian jaranan yang senimannya tersebar di setiap RT se Kelurahan Blitar. Pelatihan souvenir, salah satunya berupa Barongan Kucingan ini, untuk semakin menguatkan image Kelurahan Blitar sebagai Kampung Jaranan, kata Edy Wasono.
Souvenir yang dibuat berbahan dasar resin. Sebelum membuat produk, peserta pelatihan terlebih dulu diajari cara membuat cetakan. Setelah cetakan siap, selanjutnya peserta dilatih membuat souvenir sesuai selera. Untuk ibu ibu praktek membuat souvenir seperti onde onde, kue cucur, dadar gulung, roti goreng, dan lain lain. Setelah dicat sesuai aslinya, hasilnya bisa membuat orang terkecoh karena sangat mirip dengan jajanan sungguhan.
Hasil praktek peserta pelatihan laki laki, berupa Barongan Kucingan membuka peluang pasar ekonomi kreatif baru bagi warga setempat. Kelurahan Blitar yang identik sebagai pusatnya kesenian jaranan Kota Blitar, berpotensi untuk semakin populer jika para pengrajin mampu memproduksi dan memasarkan Barongan Kucingan yang mereka buat.
Dalam kesempatan tersebut, salah satu peserta pelatihan, Agus Jumbo, mengungkapkan keluh kesahnya tentang minimnya promosi terhadap Kelurahan Blitar sebagai Kampung Budaya terutama sebagai pusatnya kesenian jaranan di Kota Blitar. Agus Jumbo juga mempertanyakan bagaimana kelanjutan promosi pemasarannya setelah peserta mahir membuat souvenir Barongan Kucingan?
Menanggapi keluh kesah ini, Kepala Bidang Pengembangan Potensi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kabid Parekraf) Disbudpar Kota Blitar, Rita Triana menjelaskan, pemasaran dan promosi bisa memanfaatkan kemudahan penggunaan media sosial maupun cara sederhana konvensional. Barongan barongan ini bisa dipasarkan dengan cara yang sederhana, tetapi sekaligus bisa semakin menjadi branding nya Kelurahan Blitar sebagai Kampung Jaranan. Misalnya, barongan barongan ini bisa diajang di setiap toko palen atau toko kelontong yang ada di Kelurahan Blitar.
“Jadi, siapapun yang ingin membeli, gampang, cukup datang ke toko toko palen atau toko kelontong sudah dapat, dengan harga sama dan kualitas sama. Atau, bisa juga dipajang di teras teras warga. Jika itu bisa dilakukan, maka branding Kelurahan Blitar sebagai Kampung Jaranan akan semakin kuat, terang Rita panjang lebar, di hari terakhir pelatihan seraya memompa motivasi pemasaran peserta. Adv
Editor : Robby Ridwan